[Nekad Blusukan] Sam Tung Uk: Hong Kong Tempo Doeloe

"Sam Tung Uk Museum, komplek perumahan tempo doeloe ala Hong Kong ini merupakan salah satu situs sejarah peninggalan masa lampau yang menggambarkan kehidupan masyarakat Hong Kong, khususnya masyarakat klan Hakka (marga Chan) yang berasal dari propinsi Guang Dong, China. ," lanjutnya.

[Nekad Blusukan] Lei Yue Mun, Eksotisme Wisata Kampung Nelayan

Orang bilang: foto-foto cantik itu biasa, foto-foto ekstrem itu barulah luar biasa.

[Nekad Blusukan] Sheung Wan: Pusat Graffiti di Hong Kong

Tai Ping Shan merupakan daerah Sheung Wan bagian atas. Area ini terkenal sebagai tujuan pecinta seni dengan aneka galeri serta barang-barang antiknya. Sehingga tak salah jika Sheung Wan menjadi salah satu pusat grafiti di Hong Kong.

[Nekad Blusukan] Plesir ke Pacitan

Pantai Teleng Ria berada di teluk Pacitan. Ini adalah salah satu pantai yang menjadi jargon tanah kelahiran presiden SBY. Tanah berumput hijau terhampar luas sebelum mencapai bibir pantai. Bunga bakung ungu menyembul di antara rerumputan itu. Ada juga segerombol pohon cemara jarum dan tunas kelapa yang mesih rendah. Wow, indah bukan buatan.

[Nekad Blusukan] Hong Kong Rasa Kanada

Sweet gum bukanlah mapel. Bentuk daunnya ada yang menjari 3, 4 dan 5. Ukurannya pun berbeda sesuai dengan musim di mana pada musim semi, daunnya lebih lebar.

2015-01-31

[Nekad Blusukan] Hong Kong Rasa Kanada

Meninggalkan jejak.

Hong Kong Rasa Kanada

Ada fenomena unik di wilayah Hong Kong bagian utara tepatnya di Tai Tong Country Park, Yuen Long. Di sana terdapat banyak pohon Chinese sweet gum (liquidambar formosana). Pada bulan Desember hingga pertengahan Januari, daunnya berubah warna menjadi merah. Sehingga, banyak orang yang menyebutnya daun merah (hong yip).
Menurut Lo, volunteer setengah baya yang berada di sana, sweet gum bukanlah maple. Sambil membawa buku kliping daun kering dan gambar-bambar, ia menjelaskan bahwa daun gweet gum ada yang menjari tiga, empat dan lima. Pada musim semi, bentuk daunnya lebih hijau dan lebih lebar. Hal ini memungkinkan bagi ulat-ulat untuk bereproduksi dan bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Sedangkan pada musim gugur, daunnya berganti menjadi lebih kecil dan berwarna merah serupa daun maple.
Populasi sweet gum paling banyak berada di Tai Tong. Warna daunnya lebih merah daripada area lain di Hong Kong mengingat letak geografisnya yang dekat dengan China daratan. Suhu udaranya pun lebih rendah bila musim dingin tiba.
Banyak aktivitas yang dilakukan para pengunjung di sana. Ada yang piknik, ada yang melukis dengan cat air, ada yang memotret model, foto pre-wedding hingga foto kelulusan sekolah maupun bermain dengan hewan peliharaan.
Di salah satu spot perjalanan, kita akan menemukan area BBQ yang lumayan luas. Pada beberapa lokasi pun bermunculan sekelompok pohon sweet gum. Meski jumlahnya tak seberapa tetapi mampu menarik pengunjung untuk berlama-lama di sana untuk sekedar istirahat atau mengambil foto.
Pada spot perjalanan yang lain, kita akan bertemu dengan sekelompok relawan yang menjaga tiga booth/stand. Tempat ini lebih diperuntukkan bagi anak-anak dengan menyediakan aneka permainan. Permainannya antara lain: mencocokkan daun mapel dengan gambar pada puzzle, mendaur ulang kertas koran, serta melempar gelang plastik ke dalam cone. Perjalanan makin asik ketika kita banyak menemuka penanda jalan. Sehingga kita tidak takut tersesat.
Tidak hanya pendatang migran, penduduk lokal Hong Kong banyak yang datang ke Tai Tong. Rute perjalanannya pun tergolong ringan dengan suguhan pemandangan yang indah di kiri kanan jalan, termasuk view daerah Yuen Long dari ketinggian. Tidak hanya dengan jalan kaki, beberapa diantaranya bersepeda ria menuju lokasi. Bahkan, taksi pun diperkanankan masuk hingga area tertentu.
Untuk ke sana, kita bisa menggunakan Mass Transit Railway (MTR) dan turun di stasiun Long Ping exit B disambung dengan bus MTR yang disediakan khusus ke Tai Tong nomor K66. Tarif busnya sekitar 5 dolar. Dengan jalur yang lebih pendek dan lebih cepat, penumpang tidak diperkanankan turun di tengah jalan.
Bila pada awal tahun Anda belum bisa menikmati indahnya berada di bawah guguran sweet gum, pastikan Anda mengagendakannya akhir tahun ini.

***

[Risna Okvitasari]
MTR Long Ping Station

MTR Bus nomor K66
Di dalam bus, dek atas

Narsis bareng

Medannya ringan

Ada BBQ site juga

Penanda jalan ada di mana-mana

Arena Permainan

Daun Sweet Gum menjari 4 dan 5

Daun Sweet Gum menjari 3

Coba hitung, ini menjari berapa?

Sign ada di mana-mana

Team UTHK

2015-01-24

[Curcol] Stylish, Gembritis Nan Burjois

Stylish, Gembritis Nan Burjois

Ah kawan, meski hidup kita di Hong Kong ini ‘hanya’ sebagai kawulo alit, namun kita tidak memungkiri bahwasanya Hong Kong memberi sumber hidup dengan gaji alias penghasilan kita tiap bulan. Hong Kong juga mengajarkan kita bagaimana kerasnya perjuangan dalam persaingan hidup. Terlebih era teknologi informasi melesat cepat.

Info yang dibalut dengan berbagai kemudahan, kecepatan, efisiensi dan ruang tanpa batas di belahan bumi manapun bisa kita akses saat ini, detik ini juga, hanya dengan bantuan ‘sinyal’ satelit yang melayang-layang di angkasa sana. Dan … gaya hidup konsumtif nan hedonis adalah serangkaian efek negatif dari kemajuan jaman lantaran keakurasian informasi tidaklah bisa dipertanggung jawabkan. Oleh karenanya, hanya kita sendiri yang mampu membentengi diri dari pengaruh yang jelek-jelek itu dengan menambah kemampuan menyaring/filter terhadap informasi yang kita dapat.

Hedonis memang dekat dengan kebebasan tanpa batas, hura-hura dan semau gue. Salah satu cara menunjukkan prestis sebagai bentuk pengkultusan gaya hidup hedon ini adalah dengan menunjukkan dengan kasat mata dengan pencitraan diri bak model yang memamerkan kostum yang up to date dan stylish.

Agar dipandang memiliki derajad satu tingkat lebih tinggi di antara teman-temannya, kawan kita yang ngantor di Kowloon ini pun ikut-ikutan bermimikri kemudian mbungloni lalu nlusungi. Setelah menyelesaikan ‘hutang’ 7 bulan kepada agency, gadis desa yang hitam manis ini bermetamorfosis menjadi sosok geulis nan stylish.

Rok mini super seksi adalah salah satu kostum terkaporitnya (maksudnya: terfavoritnya). Meski begitu, kaki-kaki jenjangnya memang mendukung dengan kecenderungan gaya busananya. Tidak ada tato bekas knalpot atau tato korengan ‘satus…  seket… slawe… gober’ yang tergambar di betis indahnya yang mulus. Terlebih, olahraga ekstrem yang sering dia tirukan dari chanel yucup adalah olahraga squad.

Lalu, jangan lupa perhatikan aksen berikut mimik wajahnya ketika mengucapkan lafal bahasa Inggris. Ia akan mengingatkan kita pada aksen bule Eropah. Aksen Inggrisnya memang bagus. Emang sih, dulu ia sempat bermimpi mengembara di benuanya ‘Koala’ sambil angon kanguru dan memanen buah kiwi di Ostrali. Padahal Ostrali dan Eropah mah jauh kalesss. E tapi … gak papa dong, yang namanya penampilan harus selalu stylish. Namun saya hanya ingin memeringatkan, Anda jangan sekali-kali terbelalak apalagi ngakak manakala mengobok-ngobok isi tas liburnya.

Setelah banyaknya kata –is di atas, ada satu –is lagi yang ingin penulis tambahkan. Burjois, bukan borjuis. Borjuis adalah gambaran sosok yang kaya raya alias sugih mblegadhu yang harta karunnya tidak habis dimakan anak cucu hingga generasi ke-7. Dan bila kita temui di jaman Gadget ini seorang borjuis yang tidak lagi kayah rayah, mungkin saja si borjuis tadi adalah generasi ke delapan _ hartanya sudah dihabiskan 7 generasi sebelumnya . Lalu, apakah burjois itu?

Burjois itu adalah penganut aliran pecinta burjo alias bubur kacang ijo. Dan Minggu itu ia mengelurkan jimat berupa satu rantang penuh berisi burjo dari dalam tasnya, tas seorang gadis manis yang stylish dan gembritis. Aduh mama sayangeee, beta mana tahannnn.

Dasar cewek Burjois!

Sinna Hermanto/ Apakabarplus edisi awal Desember 2014

2015-01-16

[Curcol] Gara-gara 'Ada-Ada Aja'

Tabloid dua mingguan kesayangan kita, Apakabarplus, ini memang selalu kita tunggu kedatangannya. Rubrik yag ada di dalamnya pun sangat lengkap. Mulai dari info atau berita dari dan luar Hong Kong hingga wirausaha, hiburan maupun rubrik yang senantiasa mengikat/menyatukan hati kita dengan orang-orang terkasih di 'kampung halaman'. Namun, yang bikin kita tersenyum tipis atau ngakak terjengkang adalah kisah konyol sehari-hari yang kita, para pekerja migran Indonesia, alami yang tersaji dalam kisah ringan nan menggelitik di 'Ada-ada Saja'.

Edisi kedua di bulan November kemarin giliran tulisan saya nebeng di sana yang berkisah tentang cara ekstrem saya mengatasi baterai HP yang sudah sowak dengan memasukkan baterai ke dalam freezer. Nah, Sabtu itu saya antar les anak asuh lalu mampir ke sebuah bank remmitance untuk mengambil dua eksemplar Apakabarplus. Selain untuk saya sendiri, saya sengaja mengambilkannya  untuk teman yang juga sama-sama nunggu les.

Sampai di rubrik 'Ada-ada Saja', teman saya yang semula tidak bersuara tiba-tiba nyeletuk.

"Eh, beneran nih kisah nyata?" ujarnya sambil menunjukkan tulisan dengan ilustrasi smartphone layar ndulit.

"Ya iyalah," jawab saya cepat karena masih ingat kronologi dan isi tulisan itu saat melihat nama penulis di akhir cerita. Si teman tidak tahu bahwa penulis aslinya ada di depan hidungnya.
Ia langsung bercerita bahwa HP Samsulnya juga sering low-bat. Makanya, ia merasa senasib dengan kisah tersebut. Lalu ia merogoh sesuatu dari tasnya. Ia keluarkan HP sebesar telapak tangan, bentuknya slim casingnya berwana ungu berikut power bank dengan kabel warna putih yang menjulur-julur.

Ia ingin mencoba mengatasi baterai HPnya yang drop/ lowbat dengan memasukkannya ke dalam freezer. Masalahnya adalah batereinya itu menyatu dengan bodi HP. Lain dong dengan HP saya yang bisa dibongar pasang alias bodi dan baterai dalam kondisi terpisah. Ada sedikit kesedihan terlukis dari lengkung bibirnya. Namun, itu tak lama karena ia segera tersenyum dan berkata:

"Kalo baterainya nggak bisa dicopot, HPku aja yang aku masukin freezer."

Gubrakkk. Nekad bener tekad nih anak, batin saya. Tiba-tiba saya ingin nyekoki dia dengan ramuan daun singkong muda dimasak santan. Dan hingga tulisan ini dikirim, masih belum ada kelanjutan nasib HP ungu milik teman saya.

Sinna Hermanto/ Tabloid ApakabarPlus edisi awal Januari 2015

2015-01-12

[Curcol] HP Nokinoki di dalam Ular Besi

HP Nokinoki di dalam Ular Besi

Jaman sekarang, saat bepergian, sebagian besar dari kita lebih memilih ketinggalan bus daripada ketinggalan hape. Secara gitu loh, jika ketinggalan bus, kita masih ada bus selanjutnya yang membawa kita ke daerah tujuan. Namun, bila ketinggalan HP, bisa-bisa kita menjelma menjadi 'walang-walang deye lekmu mlaku piye'. Kita hanya bisa tolah-toleh seperti 'entung... endi lor endi kidul'. Mau telefon orang lain tidak bisa, terlebih semua nomor kontak tersimpan di dalam hape. Maka tak heran bila orang-orang di sekitar kita tidak hanya memegang satu hape saja. Eh eh ... jangan buruk sangka dulu, kadangkala punya hape dobel itu ada manfaatnya loh.

Hal itu sudah saya rasakan. Sebenarnya hape saya satu, berisi SIM card satu. Tetapi, demi sebuah profesionalitas dan totalitas sebagai babu yang sudah go international, saya harus bisa memilah dan memilih mana-mana yang harus diprioritaskan untuk menunjang keberlangsungan saya ngungyan di tanah Bauhinia ini. Oleh karenanya, saya juga dibekali nomor telefon berikut hapenya oleh ndoro juragan untuk memudahkan komunikasi. Toh ini barang inventaris 'kantor'.

Tapi, Anda jangan berfikir kalau hape yang diberikan oleh ndoro juragan itu adalah smartphone layar usap sebagaimana alat komuniasi yang menjamur di sekitar kita. Ini adalah hape Nokinoki keluaran satu dasawarsa yang lalu. Layarnya masih hitam putih, belum layar warna. Deringnya masih bernada polyphonic. Hapenya juga masih menggunakan keypad. Pokoknya, kalah jauh deh sama gajet-gajet di tangan pembaca Suara. Saya sih menerima dengan iya-iya saja Nokinoki dari ndoro juragan. Toh kegunaan hape itu hanya untuk menelefon dan SMS saja. Bila fungsi itu terpenuhi, adalah hal bijak bila me-reuse si jadul, tepatnya hape Nokinoki seri enam seperempat.

Mohon maklum, saya ini sering 'dinas luar', di luar area dapur juga. Bila akhir pekan tiba, kadangkala saya harus berada di luar rumah selama kurleb 11 jam untuk menunggu thole les empat macam pelajaran (berikut jam istirahatnya). Makanya, ndoro juragan membekali hape khusus untuk memantau keberadaan saya dan thole agar tidak hilang dari radar dan titik edar.

Nah, hari Sabtu itu saya dan thole berangkat agak siang soalnya pelajaran pertama kosong lantaran sang guru ada urusan. Seperti biasa, thole meminta Nokinoki tersayang untuk nge-game snake impact (hehehe, silakan bernostalgia dengan ular yang mati jika menabrak tubuhnya sendiri). Sekira jam 10:30, kami masih berada di gerbong ke-8 moda transportasi massa 'ular besi' di stasiun Sam Shui Po.
Ketika ular besi berhenti, ada beberapa penumpang yang naik maupun turun. Posisi saya berada di dekat pintu yang berseberangan dengan pintu yang terbuka. Thole yang agak ngambek lantaran saya sempat melarangnya main hape, berada di dekat tiang yang kokoh berdiri diantara dua pintu. Tanpa sengaja, seorang penumpang menyenggol thole yang fokus main snake impact. Plukkk, Nokinoki jatuh dan berhenti di bibir pintu. Ketika ada seseorang yang berbaik hati membantu untuk mengambilnya, penumpang lain yang hendak turun malah menyenggol orang itu. Blungg, Nokinoki sukses melakukan landing di rel ular besi, di bawah sana yang sangat gelap gulita.

Saya yang kepalang tanggung antara mau ambil Nokinoki yang jatuh di bibir pintu dan mau keluar, akhirnya malah menyeret thole naik ke concourse untuk melapor ke Customer Service. Wajah thole sudah tidak proporsional lagi, mungkin dia ketakutan. Oleh dua orang staf, kami melaporkan kalau hape kami jatuh di bawah pintu nomor empat dari belakang di gerbong 8, merek 'ini', warna 'ini' berikut nomor telefon pada hape tersebut. Dua staf ini juga ramah, tidak ada kata kasar atau membenta-bentak. Akhirnya, mereka bilang bahwa pengecekan baru bisa dilakukan jika ular besi selesai beroperasi diatas jam 1 dini hari, kerusakan dan lain-lain diluar tanggung jawab mereka, lanjutnya. Oleh karenanya, kami harus bikin perjanjian esok harinya untuk datang mengambil hape Nokinoki.

Setelah urusan beres dan meninggalkan Customer Service, saya baru sadar bahwa besok yang dimaksud itu adalah hari Minggu di mana saya sudah punya janjian untuk uka-uka dengan kawan-kawan saya. Waduh ... gimana saya mengambil si Noki?

Tak kurang akal, memakai nomor pribadi, saya meminta thole untuk membuat laporan kepada maminya tentang insiden barusan. Syukurlah, ndoro jugaran bersedia mengambilkan dan saya bebas  melenggang di hari libur saya tanpa harus ke Sham Shui Po.

Noh... Noh... Noh ... Tidak selamanya dobel hape itu sok-sokan. Tergantung kita bagaimana menempatkan sesuai porsinya, kan?

Sinna Hermanto/ Koran SUARA edisi awal Januari 2015