Pages - Menu

2015-02-28

[Sekitar] Pengajian: Mencari Cinta Allah

Mencari Cinta Allah

Inti dari cinta itu adalah taat. Dalam fitrahnya, manusia dikaruniai cinta. Hanya saja, cinta dunia kadang menutupi cinta kepada Allah. Untuk memunculkan kembali, kita harus mencari dan meniru perilaku orang-orang yang mencintai Allah. Dengan demikian, kecintaan haqiqi adalah memenuhi panggilan/seruan Allah untuk menyegerakan ibadah.

Hal ini disampaikan oleh Fatih Karim, seorang ustadz sekaligus Founder dan CEO sebuah Event Organizer dari Bogor, saat mengisi taushiyah dalam pangajian akbar yang diselenggarakan oleh Capto Al Masitoh yang bekerjasama dengan Majelis Dzikir Ilham di Masjid Jami'-Tsim Sha Tsui (1/2).

Dalam wawancara terpisah, ustadz yang telah tiga kali ke Hong Kong ini melihat kehidupan beragama di kalangan Buruh Migran Indonesia (BMI) harus terus ditumbuhkan sehingga kesadaran menjalankan syariat Islam itu pun semakin baik. Mayoritas BMI adalah perempuan, di mana dalam Islam mengatur bahwa ibu/perempuan adalah madrasah bagi anak dan mengurus rumah tangga, bukan mencari nafkah.

Tema cinta dipilih karena akhir-akhir ini terjadi peristiwa tragis akibat cinta buta termasuk perzinaan atau perselingkuhan. Pun, Februari dikenal sebagai bulan Valentine di mana pihak Barat meniupkan virus untuk gaya hidup bebas dengan kedok cinta. Padahal, Islam mengajarkan untuk menyuburkan cinta setiap hari, jelasnya.

Ia pun berharap agar para BMI menjaga kemuliaan diri dan bersegera untuk kembali ke Indonesia. Sedangkan majelis-majelis yang ada hendaknya tidak hanya sekedar bersholawat atau berdzikir tetapi memahami syariah Islam dan menerapkan dalam kehidupan. Acara makin seru dengan alunan sholawat yang dipimpin vokalis sholawat Habib Syeh, Gus Shafa.

No comments:

Post a Comment