Jatuh Hati Dengan
ME
Hong Kong, 25 Agustus 2015.
Ada sebuah perasaan yang meletup-letup ketika saya mulai mengerti
bagaimana memanfaatkan Multiple-Exposure(ME)-nya D90. Ya, salah satu
pertimbangan ketika saya memilih kamera ini adalah karena ia dibekali ME. Jadi,
ketika beberapa orang hanya terpaku pada merek, bingung menentukan seri,
ketir-ketir dengan budget, saya malah mewek-mewek karena harus menguras
tabungan selama tiga tahun hanya untuk melamar panjenenganipun bebeib Ni**n. Maaf, bukan promosi
merek, hawong
saya ndak dikasih komisi sama yang
jualan kok.
Hingga suatu waktu, pada senja yang datang tanpa terburu-buru, saya
dan beberapa teman dari Indografer Hong Kong ‘menculik’ pak ketua, Ari Mahardhika, untuk bersama-sama mengabadikan salah satu sudut metropolis Hong
Kong. Meski tidak ada kelas privat fotografi, tetapi beliau bersedia berbagi
ilmunya untuk sesama WNI yang berniat belajar. Admiralty, begitu kesepakatan
tempatnya.
Senja dan blue hournya memang selalu memesona. Kami segera ambil
posisi dan mengeluarkan senjata masing-masing. Agak kebangetan memang, karena
ketika belajar rana lambat, tangan yang tidak steady sangat perlu bantuan
tripod. Kami-kami tidak membawanya. Yang ada malah ‘merampok’ tripod pak ketua,
hahaha. Sebagian dari kami, saya juga termasuk di dalamnya, memanfaatkan pagar-pod untuk
mengurangi goncangan.
Saya pribadi memang agak susah menjinakkan panjenenganipun bebeib. Sering kali terbersit keinginan untuk
berganti hati karena faktor BB – berat body - tapi selalu terganjal dengan
faktor F - fulus. Lalu, di tengah kegalauan itu, di mana kami juga beda-beda
‘agama’, saya teringat tujuan awal saya ketika meminang panjenenganipun bebeib, yakni berkreasi dengan ME.
Singkat kata, ilmu itu saya serap. Saya langsung jatuh hati. Pada
beberapa kesempatan, saya mencobanya, entah saat di rumah majikan, saat cycling
atau pun hiking. Kamera saya hanya bisa ‘menumpuk’ 3
gambar. Tetapi saya lebih sering ‘numpuk’ 2 gambar saja. Tidak ada pilihan
warna ‘instan’ pada ME sebagaimana kamera tetangga. Sedih? Enggak. Udah syukur
banget sayanya bisa ngutik-ngutik ME.
Untuk mendapatkan gambar tumpuk ini, saya klik: menu - shooting menu pilih multiple exposure - pilih number of shots - saya pilih 2 - OK. Maka, status multiple exposure yang tadinya "OFF" akan berubah menjadi "ON". Lalu, saya mulai berkreasi. Klik pertama pada objek/siluet benda (shape) dilanjut klik kedua sebagai tekstur/background dari objek klik pertama. Mau ngambil teksturnya dulu kemudian shapenya juga boleh. Suka-suka kita. Dan, taraaa... jadi deh.
Sebenarnya paragraf ini tidak ada saat ngedraft. Yang namanya ilmu, kalo nggak diikat - baca: ditulis, bisa lupa sayanya. Faktor U - usia. Untuk hasil akhir dari ME itu sebenarnya masalah selera. Kembalikan lagi ke
pribadi masing-masing ya, sehingga suatu waktu bisa mengatakan:
“Yeah, this is my cake.”
Ah, jadi inget pesan pak Ari sebelum acara penyerahan hadiah lomba
fotografi bertema ‘Kegiatan BMI di hari Minggu’ yang diadakan oleh Indografer
Hong Kong (23/8). Bahwasaya, fotografi adalah seni. Penilain estetika foto
begitu subjektif, tergantung dari si penilai. Jadi, ketika ada foto yang belum
beruntung dalam kompetisi ini, bisa jadi foto tersebut menang di tempat lain.
Yup, setuju, pak. Nah, teman-teman, nggak ada salahnya gabung
Indografer Hong Kong. Banyak ilmu gratis di
sana. Jangankan di kelas, ngobrol aja nambah wawasan. Misalnya Minggu kemarin
(23/8) ketika saya ngobrol tentang editing dalam fotografi di stand pameran
foto KJRI-HK bersama pak Andi Andreas.
Pak Andi bilang, fotografi itu setengahnya adalah foto murni dan
setengahnya lagi adalah editing. Memang, setiap ‘aliran’ fotografi memiliki
‘keleluasaan’ tersendiri dalam editing. Foto jurnalistik nggak bisa diedit
‘sehancur’ foto model, gitu. CMIIW.
Oh ya, berikut adalah beberapa foto ME yang kadang bikin teman saya
bilang:
“Gek poto opooo, kui. Aku
gak mudheng”.
Hahaha, nggak papa. Orang absurd kayak saya memang suka yang
abstrak-abstrak. Enjoy.
All photos and text by me.
![]() |
Support GO-JEK syariah for Muslimah. Eh |
We are going to Switzerland and South Korea (rock you, snowy land). |
DraKor Addict: BOY OVER FLOWERS (dedicated to little handsome 'sipit' boy) |
![]() |
Identity |
0 comments:
Post a Comment