![]() |
University Station (Doc.pri) |
Setelah membaca mukadimah yang puanjang sebelumnya,
akhirnya saya putuskan memenggal tulisan menjadi dua postingan agar samang-samang
ndak ngeluh macam dedek-dedek gemesh galau.
Lalu, bagaimana
dengan panduan mengerjakan ujian sebagaimana yang dipakai dalam
judul?
l
Pertama, pastikan samang-samang bukan
mahasiswa ilegal.
Begitu juga
kampusnya. Jangan sampai tempat samang-samang menuntut ilmu
secara formal itu adalah kampus
abal-abal. Pora ngeri? Wooo...
rumasamu! Cara mengeceknya bisa cari panduannya sambil searching-searching di
rumah embah gukgel atau search engine lainnya. Memang, penamaan mahasiswa
ilegal ini rada ndak nyaman. Tapi kan tiap
kasus mahasiswa ilegal ini ndak sama. Wise dikit,
dong. Hambok ditelaah satu-satu, dicari klausalnya biar ketemu
solusinya. Hamosok ada masalah kok ditampung? Kita ini bukan
Laut China Selatan yang mampu menampung aliran bah masalah dari sungai Kunning.
Benar kita
dianugerahi chip buatan Tuhan yang ditanam di dalam tempurung kepala kita. Tapi
dengan seiringnya waktu, kita bisa mengalami long term memory lost.
l
Kedua, kuasai moDULL berikut latihan soalnya.
Kalo MOODul samang
ndak ada soalnya, samang-samang ndak usah nyari
persoalan deh. O… jadi, gitu? Samang yang
membuat (per)soal(an), saya yang harus (men)jawab?
l
Ketiga, persiapkan perkakas dan hardware ujian.
Bila dalam tatib
ujian tidak diperkenankan memakai sendal jepit atau kaos oblong, taati.
Termasuk meletakan di depan kelas semua barang elektronik berupa teve,
mesin cuci, kulkas, micro-wife, semar-phone yang bisa share wi-fe dan
atau aneka tablet termasuk tablet sakit demam, flu atau malarindu. Kalo samang melanggar
tatib trus dicoret dari absen, percuma loh telepon 999. Iya, sih, nyambung tapi
yang datang bukan polisi tapi satu kompi mobil pemadan kebakaran. Serius!
Buat memadamkan bara api di hati dan otak e samang itu loh.
l
Keempat, trik gila ala saya adalah: datang, duduk,
kerjakan, pulang, lupakan.
Selebihnya
kembalikan kebijakan akademika kepada kampus atau sekolah yang menaungi kita.
Kalo keputusan jajaran dewan kampus sudah fix, nyinyir di
jejaring sosial atau war-blog sampai keyboardjebol pun ndak akan
ketemu titik temu. Sudahlah, emang wewenang ilmiah kita
sebagai pelajar ini apa agar bisa mempengaruhi dan atau mengubah keputusan
'atasan'? Jangankan mencoret absen, menghujani nilai E untuk semua matkul bahkan memberedel presma saja pihak kampus itu
punya kuasa, og. Terima sajalah. Kalok memang
mau bersuara, silakan juga asal tetap beretika.
Biasanya, mereka
yang kalem-kalem dan ndak begitu vokal di kampus itu
berkecenderungan cepat lulus. Hasiapa yang meluluskan
tulisan tidak baku dan ndak nggenah macam
begini dalam skripsi/ karil? Pora swedih beliyo-beliyo yang
bersusah payah menyusun, menyunting, menerbitkan, dan atau mengedarkan KBBI.
Hormati dan apresiasi, dong, mumpung momennya pas di hari Sumpah Pemuda.
Eniwe, baswe,
sabwe, selamat belajar bagi Mbak-mbak dan Mas-mas yang
menjalankan. Yang tidak belajar tidak saya ucapin selamat.
Sirahku ngelu,
piye sirahmu?
[Risna]
0 comments:
Post a Comment