[Nekad Blusukan] Sam Tung Uk: Hong Kong Tempo Doeloe
"Sam Tung Uk Museum, komplek perumahan tempo doeloe ala Hong Kong ini merupakan salah satu situs sejarah peninggalan masa lampau yang menggambarkan kehidupan masyarakat Hong Kong, khususnya masyarakat klan Hakka (marga Chan) yang berasal dari propinsi Guang Dong, China. ," lanjutnya.
[Nekad Blusukan] Lei Yue Mun, Eksotisme Wisata Kampung Nelayan
Orang bilang: foto-foto cantik itu biasa, foto-foto ekstrem itu barulah luar biasa.
[Nekad Blusukan] Sheung Wan: Pusat Graffiti di Hong Kong
Tai Ping Shan merupakan daerah Sheung Wan bagian atas. Area ini terkenal sebagai tujuan pecinta seni dengan aneka galeri serta barang-barang antiknya. Sehingga tak salah jika Sheung Wan menjadi salah satu pusat grafiti di Hong Kong.
[Nekad Blusukan] Plesir ke Pacitan
Pantai Teleng Ria berada di teluk Pacitan. Ini adalah salah satu pantai yang menjadi jargon tanah kelahiran presiden SBY. Tanah berumput hijau terhampar luas sebelum mencapai bibir pantai. Bunga bakung ungu menyembul di antara rerumputan itu. Ada juga segerombol pohon cemara jarum dan tunas kelapa yang mesih rendah. Wow, indah bukan buatan.
[Nekad Blusukan] Hong Kong Rasa Kanada
Sweet gum bukanlah mapel. Bentuk daunnya ada yang menjari 3, 4 dan 5. Ukurannya pun berbeda sesuai dengan musim di mana pada musim semi, daunnya lebih lebar.
2014-12-24
[Sekitar] Bantu Sesama dengan Donor Darah
2014-12-21
[Curcol] Kasihan, Itu Anjing Yatim Piatu
Andilau, antara dilema dan galau. Itulah yang memenuhi perasaan sabahat seperjuangan kita satu ini. Sebut saja dia Ami, sebagaimana lopan memanggilnya. Dia telah 10 kali lebaran 10 kali puasa di Hong Kong tak pulang-pulang (eh, kebalik ya, seharusnya puasa dulu baru lebaran). Dia yang memiliki perawakan bongsor alias XXXL tapi tidak selaras dengan nyalinya yang kecil nan ciut alias XXXS.
Pangkal masalahnya adalah; anjing. Secara gitu loh, terlahir sebagai muslimah dan tumbuh berkembang di lingkungan islam di kampung Indonesianya di Cilacap sana, Ami tak pernah bersentuhan dengan anjing. Maka ketika lopan yang dulu tak punya hewan peliharaan dan sekarang berencana memelihara anjing, dia sudah kalang kabut duluan. Bahkan dia mengancam break kontrak segala_meski mengancamnya dalam hati. Tapi, setelah dipikir-pikir, dia lebih berat dengan majikannya karena mereka baik dan dengan porsi kerja yang masih bisa ditolerir. Namun, sisi hatinya yang lain berbisik; apa jadinya jika di rumah itu akan segera ada binatang kaki empat berbulu... eh berambut pirang layaknya bule 'Eropah'. Duh... duh... benar-benar bikin galau tingkat Jayawijaya.
Berbagai pertimbangan dia ambil dengan berdiskusi bersama bolo nggedusbusnya, woro-woro di FB, cicit cuit di twitternya, hingga berkonsultasi dengan ustadz yang dia temui ketika datang ke pengajian. Beberapa teman menyarankan untuk mencari majikan baru, lalu teman yang lain memintanya bertahan hingga finis kontrak barulah mencari majikan baru. Sedangkan hasil konsultasi dengan ustadz membolehkan karena memang kondisi kerja di negara non muslim memang begini resikonya jika tak beruntung. Akhirnya, Ami memilih menjalani dulu sembari melihat perkembangan.
Ketika ketakutan akan si kaki empat benar-benar hadir di tempat kerjanya dan menjadi nyata, keajaiban pun terjadi. Ami seperti terhipnotis keimutan dan keunyuan si anjing, chong shu kau, jenis anjing pemorian yang mungil seperti marmut. Bahkan lopan mengatakan kalau si Chong Shu Kau dulunya adalah anjing korengan nan penyakitan dan yatim piatu pula, maka lopan mengadopsinya dari pusat penyelamatan hewan peliharaan di daerah Wan Chai. Lopan juga menggaris bawahi kalau si anjing sudah bebas rabies.
"Anjing itu yatim piatu. Dulunya korengan dan penyakitan. Tapi sekarang sudah sehat sentosa dan bebas rabies, aku jadi tergaru" jelas Ami kepada teman-temannya termasuk pada penulis.
Dikatakannya pula, dalam hatinya mulai tumbuh benih-benih rasa. Dan dengan suka rela, dia merawat anjing sebagaimana kewajibannya ngungyan di kampung keduanya, di Hong Kong tercinta.
Ah, Ami benar-benar jatuh cinta (kepada anjing piaraan lopannya).
Sinna Hermanto.
2014-12-19
[Sekitar] Galang Dana Untuk Banjarnegara
2014-12-14
[Curcol] Pengobatan Alternativ untuk Hengpun
Kabar gembira, kabar gembira. Gadget merek "nanas" ada ekstraknya.
Ya .. mungkin sebagian kita bakal terheran-heran dengan gaya hidup bangsa kita sendiri, bangsa manusia - bukan bangsa lelembut, yang entah keracunan kecubung atau salah minum obat, kok bisa-bisanya antri berhari-hari demi sebuah gadget. Itu loh, hengpun (HP) merek "nanas" yang mengeluarkan seri baru. Harian berbahasa Inggris "De Stand-Art" pun mengulasnya pada pertengahan September lalu.
Entah karena prestis atau alasan bisnis, setiap barang keluaran baru memang sangat memikat hati, baik si empunya maupun tetangga. Pasalnya, bila tetangga ikut kepincut dengan barang milik kita dan dia ingin membelinya, terutama barang limited edition - one and the only, tentu kita bisa semena-mena menaikkan harga. Apabila dalam keadaan ceteris paribus (stabil), hukum ekonomi pun langsung bekerja. Di mana, jika barang sedikit dan permintaan banyak maka harga akan naik.
Sayangnya, masa-masa seperti itu bukanlah masa yang tidak terbatas. Lantaran, jika hengpun itu sudah 'munggah mesin' seperti hengpun milik saya yang keluaran Kroya, maka dikasih gratis pun jarang ada yang melirik (kecuali kalo kepepet). Yaaa gimana lagi, itu satu-satunya harta berharga saya yang meski sudah keluar masuk rumah reparasi, hidup saya sangat bergantung padanya. Kalo tidak ada dia, gimana saya uka-uka, gimana saya gingkai-gingai ria atau pun bergaya?
Sebenarnya saya sudah mati bosan dengan harapan palsu yang diberikan hengpun saya. Dia, si hengpon, kondisinya sudah lola (loading lama), kadang nyambung, selebihnya error. Mau beli baru, eee ... masih tersandung urusan fulus. Terpaksa deh dompet kosong yang dielus-elus.
Secercah harapan muncul ketika berbincang dengan teman saya saat menunggui anak asuh les Mandarin. Teman saya bilang, saya terlalu ceroboh ngrumat hengpun. Bahwasanya batrei bisa "bunting" alias melendung jika di-charge sambil digunakan, baik digunakan untuk menelefon, berselancar internet atau nge-game. Tidak hanya membuat batrei cepat drop, bisa-bisa hengpun pun ikut meledak, tegasnya.
Ia lalu menunjukkan sebuah tautan di tembok jejaring sosial, fesbuk. Berita itu menceritakan tentang ledakan Aiyfon yang mengakibatkan pemiliknya ikut meninggal dunia saat si pemilik menggunakan Aiyfonnya sambil di-charge. Ia juga berpendapat, apabila kita cerdas ngrumat hengpun, maka kecelakaan semacam itu bisa dihindari asalkan meng-off-kan hengpun saat batrei diisi.
Saya membenarkan ucapannya karena saya pun memiliki masalah yang sama, batrei mudah drop lantaran kebiasaan buruk saya yang sama persis apa yang diungkapkan teman saya. Rupanya, masalah ini berimbas pada aplikasi gratisan yang saya unduh dari play store. Aplikasi itu sering error dan layarnya ikutan heng. Hengpun minta diistirahatkan beberapa hari agar bisa sedikit normal.
Berbagai usaha sudah saya lakukan termasuk cara yang berbau klenik dengan memasukkan hengpun ke dalam gentong beras (eh busetttt). Hahaha ... Benar, nalar memang sering rusak karena kepepet - apalagi kepelet.
Teman saya yang sudah terpingkal-pingkal dengan dengan kisah klenik tadi, kini menyarankan untuk mencoba cara klenik lainnya. Sebenarnya ia hanya berbicara iseng. Tapi saya yang kelewat serius menanggapi ucapannya. Itung-itung sambil nunggu celengan jago saya penuh buat melamar hengpun baru, tidak ada salahnya kan dicoba, batin saya. Caranya: batrei disimpan dalam freezer selama dua hari dua malam.
Ajaib, setelah didinginkan (atau dibekukan ya?) dalam freezer, hengpun saya kembali normal. Beberapa aplikasi tak terselamatkan dan harus dibuang tetapi aplikasi lainnya masih berjalan normal. Hanya saja, saya harus rutin mendinginkan batrei bila tak ingin error-nya kumat lagi. Terimakasih Tong Kosong karena telah memberikan kabar gembira bahwa hengpun merek buah nanas ada ekstraknya dan bisa diaplikasikan untuk hengpun keluaran Kroya.
Sinna Hermanto.
2014-12-07
[Curcol] Bau Bacin Bikin Kapok Nikus