[Nekad Blusukan] Sam Tung Uk: Hong Kong Tempo Doeloe

"Sam Tung Uk Museum, komplek perumahan tempo doeloe ala Hong Kong ini merupakan salah satu situs sejarah peninggalan masa lampau yang menggambarkan kehidupan masyarakat Hong Kong, khususnya masyarakat klan Hakka (marga Chan) yang berasal dari propinsi Guang Dong, China. ," lanjutnya.

[Nekad Blusukan] Lei Yue Mun, Eksotisme Wisata Kampung Nelayan

Orang bilang: foto-foto cantik itu biasa, foto-foto ekstrem itu barulah luar biasa.

[Nekad Blusukan] Sheung Wan: Pusat Graffiti di Hong Kong

Tai Ping Shan merupakan daerah Sheung Wan bagian atas. Area ini terkenal sebagai tujuan pecinta seni dengan aneka galeri serta barang-barang antiknya. Sehingga tak salah jika Sheung Wan menjadi salah satu pusat grafiti di Hong Kong.

[Nekad Blusukan] Plesir ke Pacitan

Pantai Teleng Ria berada di teluk Pacitan. Ini adalah salah satu pantai yang menjadi jargon tanah kelahiran presiden SBY. Tanah berumput hijau terhampar luas sebelum mencapai bibir pantai. Bunga bakung ungu menyembul di antara rerumputan itu. Ada juga segerombol pohon cemara jarum dan tunas kelapa yang mesih rendah. Wow, indah bukan buatan.

[Nekad Blusukan] Hong Kong Rasa Kanada

Sweet gum bukanlah mapel. Bentuk daunnya ada yang menjari 3, 4 dan 5. Ukurannya pun berbeda sesuai dengan musim di mana pada musim semi, daunnya lebih lebar.

2014-08-31

[Curcol] Mulutmu Harimaumu

Mulutmu Harimaumu

Nah lo, teman-teman seantero Hong Kong semua, hati-hatilah menjaga mulut kita. Judul di atas bukan iklan layanan masyarakat tetapi himbauan untuk teman-teman semua dan khususnya untuk saya sendiri agar senantiasa berhati-hati menjaga ucapan. Lidah tak bertulang gitu loh. Ia bisa lincah bergerak hingga misuh-misuh dan atau bualan berbusa-busa pun sering muncrat di sana.

Seperti yang dialami Ani (sebut saja begitu), teman seperjuangan kita yang berasal dari Banjarnegara ini. Hari itu dia menikmati hari liburnya yang jatuh di hari Sabtu bersama seorang rekan satu kampunnya dari Banjarnegara juga. Aksen ngapak terdengar khas, meluber di mana-mana. Setelah seharian mengelilingi pasar sayur, akhirnya mereka berdua menemukan pasar baju yang sedang obral. Maklum, mau konin, jadi dia ikut-ikutan ribet belanja pakaian lebaran. Apalagi, katanya, dia harus menemani majikannya tau laisi dengan dalih menjaga anak asuhnya keliling ke tempat-tempat saudara. Lumayan kan, biar isi dompet makin bahenol!

Sebagai sosok yang senantiasa lihai beradaptasi dengan tuntutan profesi, hal ini seolah-olah menggerakkannya untuk memperbaiki penampilan. Bukankah ajining raga ana ing busana, ajining dhiri ana ing lathi? Maka, dalam waktu kurang dari 4 jam, sekantong kresek bertuliskan huruf China berisi kostum lebaran kini di tangan.

Lelah keliling pasar, akhirnya keduanya memutuskan untuk makan siang di warung cepat saji dengan simbul 3 huruf kapital berwarna dasar biru dan merah (maaf, penulis tidak mau menyebut merk, bukan tukang iklan jew!) Seperti warung cepat saji umumnya yang selalu berjubel dan antri pembeli, maka keduanya kena getahnya.

Setelah order dua set menu makan siang_meski sudah kelewat lunch dan sudah masuk teatime, mereka putar-putar isi warung untuk mencari tempat duduk agar bisa makan dengan leluasa. Sayangnya, tetap saja mereka tak menemukannya. Meski akhirnya Ani menemukan 3 kursi kosong.

"(Lito) yau mo yan, aa" ucapnya pada seorang mui-mui yang duduk di dekat 3 kursi kosong itu.

"Yau aa."

Akhirnya mereka berdua muter-muter warung lagi sembari membawa baki berisi makanan. Lagi-lagi langkahnya terhenti pada 3 kursi kosong tadi. Kali ini yang menduduki salah satu dari 3 kursi di dekat mui-mui tadi adalah seorang mbak Indonesia (yang juga berprofesi sebagai kungyang juga). Sedangkan kursi yang diduduki mui-mui tadi ditempati tas ransel kecil bergambar tokoh kartun.

"Ana wong e, Mbak?" tanya Ani. Rekannya tadi hanya berdiri di dekat Ani.

"Oh, 2 kursi di sebelah sana kosong, Mbak," jawab mba Indonesia tadi.

"Walah, dasar bocah gendheng. Mau nyong takon ning bocah, jare ana wong e. Nyong wes kencot kie, mandan diapusi." Ani masih saja nggerundel sembari mengingsutkan bokongnya pada kursi kosong tadi diikuti oleh rekannya. "Kok, rika ura mangan, Mbak?" lanjutnya berbasa-basi melihat ada seporsi makanan di depan Mbak Indonesia itu.

"Lagi nunggu anak saya yang ke toilet."

What? Ternyata bocah yang digendheng-gendhengkan Ani tadi adalah anak asuh si Mbak tersebut. Pantas saja wajah si Mbak berubah masam ketika Ani mengumpat.

"Ya nyong ora weruh mbok anak e si Mbak kie," sanggah Ani ketika rekannya menasehati. Lain kali hati-hati ya, Mbak. Mulutmu harimaumu, loh!

***

2014-08-24

[SRINTIL] Kungyan Seksi



Oleh: Sinna Hermanto

Ilustrasi doc.pri

Aku masih ingat ketika pertama kali ia menginjakkan kaki di rumah ini. Saat itu adalah malam perpisahan Zai-Zai yang akan kembali ke dunia sekolahnya di London sana. Biasanya, Zai-Zai menghabiskan liburan musim panas dengan mencari kerja paruh waktu di warung cepat saji. Tapi khusus kali ini, ia ditenggelamkan dalam kesibukan di kantor maminya.

Dengar-dengar, Zai-Zai studi akuntansi. Sepertinya hal itu dipengaruhi oleh keluarga ini yang memang mendirikan jasa akuntasi di sebuah gedung menjulang di tanah Bauhinia ini. Sesekali mami mengajakku ke sana. Toh aku punya ruangan khusus. Makanya sedikit-sedikit aku tahu tentang kantor mami. Aku juga sering diajak jalan-jalan di taman dekat kantor. Kan aku anak kesayangan mami.

Di tengah asiknya makan malam perpisahan itu, mami pulang kantor dengan seorang perempuan asal Indonesia. Sepertinya perempuan ini yang akan menggantikan Siti. Siti adalah kungyan(1) di rumah ini yang semenjak empat tahun terakhir mengurusku.

Mami pun mengenalkan sosok pendatang itu. Ia bernama Srintil. Aku mendengar bagaimana susahnya lidah Zai-Zai, papi dan mami sendiri ketika menyebutkan namanya. Lebih mudah menyebut kungyan lama, Siti. Siapa tadi? Si-lin-tail?

Melihatnya sekilas, tubuhnya padat berisi. Dadanya penuh. Tipe kulitnya terang meski baru datang dari Indonesia. Wajahnya cantik. Kalau senyum, ada ada lesung di pipi kirinya yang gembil eh … cubby. Secara keseluruhan, ia nampak lucu nan seksi. Mata papi mencuri-curi pandang. Papiii … kamu ketahuan!

*

Tiga tahun itu bukan yang sebentar loh. Lihat dan perhatikan, tubuhku jadi sedikit besar. Kerja Si-lin-tail eh Srintil makin cekatan. Penampilannya aduhai. Kalo musim panas seperti bulan Agustus macam begini, ia sering pakai hot pant atau you-can-see. Ia terlihat lebih seksi.

Mami tidak peduli. Toh mami suka memberi kebebasan penuh kepada kungyannya. Yang penting kungyannya itu mampu merawatku sepenuh hati dan melakukan pekerjaan rumah dengan beres, mami sudah munyi(2). Hal ini dilakukannya lantaran mami tidak memberi libur seminggu sekali tetapi menggantinya dengan uang lembur.

Lain mami lain papi. Papi makin berani. Sesekali ia menowel bokong Silintail yang seksi. Silintail hanya menghindar dan menjauh dari jangkauan papi. Tapi papi memang suka begitu. Sama Siti juga begitu, dulu.

Hingga suatu hari Silintail terlibat adu cekcok dengan mami. Hal ini dipicu oleh ulah Silintail yang ji ba ji wai(3). Akhir-akhir ini Silintail melakukan sembahyang di kamar Zai-Zai, berkali-kali. Zai-Zai adalah lelaki dewasa yang telah menginjak usia 20. Riskan. Kenapa Silintail melakukan ini? Padahal mami sudah menyediakan kamar khusus untuk kungyannya itu. Kamar tersebut dilengkapi dengan kamar mandi. Kamar Silintail lebih lebar dari kamarku. Aku iri.

Yang membuat mami geregetan adalah ketika tanpa sengaja mami melihat dompet Silintail tergeletak di meja kamarnya. Mami membukanya. Di dalamnya ada foto Zai-Zai.

*

Sejak sebulan terakhir, Silintail enggan kemana-mana. Untuk urusan belanja kini menjadi tugas papi. Bahkan turun ke lantai dasar yang terhubung dengan jalan raya untuk pergi ke laundry pun Silintail enggan. Kenapa?
Di rumah, Silintail makin malas bekerja. Di mana-mana kotor. Rambutku yang rontok tercecer di mana-mana. Semula aku senang dengan keadaan ini. Berarti Silintail punya banyak waktu untuk bermain-main denganku. Tapi nyatanya tidak. Ia sering menutup diri, mengunci pintu.

Aku menunggunya membuka daun pintu. Ketika kesempatan itu datang, aku menyelinap masuk ke kamarnya. Kulihat ia terduduk di lantai sambil menyandar di ranjang. Matanya sembab. Sisa air mata masih meleleh di pipinya.

“Bobby, aku … ” Matanya kembali berair. Tangan kirinya megelus kepalaku lalu memelukku erat. “Papi meniduriku.”

Aku mencakar Silintail. 

***

Catatan:
1. pekerja/ pembantu
2. puas
3. seenaknya sendiri

2014-08-22

[Curcol] Papi Ngarit!

Papi Ngarit!

Harga jengkol, cabai dan bawang yang melambung tinggi hingga mencapai Rp 100.000/kg membuat anak bawang dan anak bau jengkol menduduki peringkat teratas tangga OKB alias Orang Kaya Baru di negeri khatulistiwa, negeri saya. Kenapah? Karenah hanyah horang-horang kayah sajah yang mampuh membelih bahan makanan yang mahal ituh (ini bacanya sambil ngunyah cabai sekuintal).

Bahkan, bulan Juli yang seharusnya masuk musim kemarau, di negeri saya sana hujan masih saja mengguyur dengan deras. Tak heran, anak ingusan tersebar di berbagai tempat mengingat wabah flu datang bersama imunitas yang menurun akibat cuaca yang tak menentu.

Lain di tanah khatulistiwa, lain pula di tanah bauhinia. Ada teman kita yang berasal dari Semarang ini bertemu dengan OKB di atas bus 968, yang kala itu membawanya dari Yuen Long menuju Causeway Bay. Sebut saja namanya mas "Bagong ndak suka bohong tapi bahagia hidup di Hong Kong".

Indera pendengaran mas Bagong ini lumayan tajam. Pisau, silet apalagi sembilu pasti kalah bila diadu dengan kedua telinganya. Tiba-tiba, ditengah asyiknya melamun hal-hal ngeres (karena ingat lantai rumah bosnya yang penuh debu belum disapu), ia mendengar perbincangan dua orang berbahasa Indonesia. Biasalah, mbak-mbak BMI di mana pun berada, mereka terkenal berbicara kencang yang kadang tidak sadar telah menjadi sumber polusi suara di sekelilingnya.

Bila yang diperbincangkan masalah selingkuhan di fesbuk atau chatting dengan TKI Korea Selatan, tentu hal itu tak begitu membuat gatal telinga mas Bangong. Tapi, dengan gaya kemayu sok unyu-unyu, mbak-mbak ini berbicara layaknya pejabat yang memiliki rumah bertingkat dan mobilnya berjumlah empat. Rasa-rasanya, karena super duper kayahhh, sah-sah saja memeperbincangkan atau menimbun harta dunia selayaknya hidup abadi tanpa mengenal kiamat atau akhirat.

Mas Bagong ini mencoba bermain nalar. Apa iya, horang kayah kok mau menjadi kacungnya orang China?

Di tengah kegalauan dengan alam fikirannya sendiri, mas Bagong dikagetkan dengan sapaan salah satu dari mereka. Otomatis mbak ini agak asing melihat makhluk berkromosom XY dan berhormon testosteron bebas berkeliaran di Hong Kong. Sebagaimana diketahui, kebanyakan BMI di sini adalah perempuan. Paling tidak, say hi dan menanyakan asal muasal tanah kelahiran di Indonesia adalah bahan perbincangan pokok pada percakapan paling pertama dari sebuah komunikasi.

Mas Bagong serasa mau mati gemas menghadapi gaya bicara mbak-mbak ini bila perbincangan mereka tidak terputus paksa oleh dering telefon. Rupa-rupanya, salah satu dari mereka menerima telefon dari suaminya. Dan ndilalah, speaker mode pada HP itu masih on. Otomatis, apa yang mereka perbincangkan terdengar sampai ke telinga tetangga, termasuk telingan mas Bagong ini.

"Halo, Papi sedang apa?" Mbak itu kembali bersuara.

"Lagi ngarit," jawab dari seberang.

Weladalah... Ternyata si papi horang kayah ini sedang ngarit alias mencari rumput untuk pakan ternak. Well, mungkin saja si papi ini adalah juragan sapi. Atau... si papi ini adalah sapiderman yang tersesat di daerah khatulistiwa setelah menumpas angkara murka Sang mafia sapi.

Ealah, papi ... papi ... Happy ngarit day, yes.

***

2014-08-14

[Curcol] Kain Lap Segitiga_Sama_Kaki

Kain Lap Segitiga_Sama_Kaki

Hingar bingar perayaan Imlek tahun kuda ini menyisakan kisah menyesakkan bagi Elly yang ngurus sebuah keluarga di daerah Diamond Hill. Antara seneng dan senep, ia terjebak dalam serentetan kesibukan imlek. Mulai dari bersih-bersih rumah kecil sak upil, akting di depan kamera yang dipasang di ruang tamu, nyungsep di lantai dapur buat nyolong istirahat hingga nginthil ndoro juragan dalam acara makan bersama tutup tahun dan buka tahun. Orang Hong Kong menyebutnya sik tuen nin fan.

Sewaktu makan penutupan tahun itulah kisah ini terjadi. Elly dan keluarga juragannya makan di rumah gaufu (pak dhe). Di sana ia tidak perlu bantu-bantu masak. Toh di rumah gaufu sudah ada tukang masaknya. Ia cukup membantu beberes dan cuci mangkuk di dapur rekaman. Kenapa disebut dapur rekaman? Konon, aktivitas di dapur juga direkam oleh lirikan mata juragan Elly. Takut si Elly daulan (malas). Dih, segitunya!

Nah, usai makan-makan, Elly menjalankan tugas dan kewajibannya. Ia nyuci piring, ngelap kompor dan tembok, hingga ngepel lantai. Tiba-tiba makanan yang sudah bercampur acyd di dalam lambung Elly bergolak minta dimuntahkan kembali. Pasalnya, saat ngucek lap, ia merentangkan lapnya tadi.

Tahukah apa yang terjadi, saudara-saudara pecinta SUARA?
Bentuk lap itu adalah setangkup dengan segitiga sama sisi. Dan ketika Elly memerhatikan lebih detail, lap itu ternyata bekas CD (celana dalam) dengan merk Bos*n*. Pikiran Elly kembali pada beberapa menit lalu di mana lap CD itu digunakan untuk mengelap perangkat memasak oleh tukang masak di rumah gaufu.

Elly keluar ke ruang tamu, tempat para anggota keluarga ngumpul dan ndelongop di depan TV. Ia pun protes. Tak dinyana, tukang masak malam itu malah merangkul Elly dan mengajaknya masuk dapur sambil menjawab dengan kalimat fantastis.

"Em ba lah (nggak papa lah). Cuma buat ngelap pantat wajan aja kok. Kan sudah dicuci bersih." Toenggg, perut Elly mungkuk-mungkuk pingin muntah.

Tragis banget kamu, El. Duh.

2014-08-06

[Gallery] Simply Dress

Simply Dress

Musim panas telah tiba. Warna warni keceriaan begitu nampak bersama sinar matari yang berhamburan memenuhi udara. Bunga-bunga mengerling indah, tersenyum mesra. Sesekali hujan menyapa, membelai pucuk-pucuk kuntum nan ramum. Di sana, senyum gadis tengah terkulum.

Ketika musim ini benar-benar di depan mata, saatnya saya mengangkat kamera.

Kali ini tema gallery yang saya ambil adalah simply dress. Warna-warna pilihan pun cenderung cerah dan bahan yang nyaman. Yakni gaun berbahan sifon, jersey dan katun. Perpaduan brokat, manik-manik atau renda membuat tampilan gaun berpotongan biasa terasa istimewa. Ditambah flatshoes dan hi-heels 2,5 inci maupun pemanis topi menambah nuansa simply.

Mari kita nikmati perpaduan putih-magenta, poladot biru, dan putih polos. Pilih yang mana? Sttt, kalo kamu minat, saya bisa mencarikan gaun serupa. Maklum, wardrobe adalah milik pribadi. Yuk!





*Photos dan text by me.