[Nekad Blusukan] Sam Tung Uk: Hong Kong Tempo Doeloe

"Sam Tung Uk Museum, komplek perumahan tempo doeloe ala Hong Kong ini merupakan salah satu situs sejarah peninggalan masa lampau yang menggambarkan kehidupan masyarakat Hong Kong, khususnya masyarakat klan Hakka (marga Chan) yang berasal dari propinsi Guang Dong, China. ," lanjutnya.

[Nekad Blusukan] Lei Yue Mun, Eksotisme Wisata Kampung Nelayan

Orang bilang: foto-foto cantik itu biasa, foto-foto ekstrem itu barulah luar biasa.

[Nekad Blusukan] Sheung Wan: Pusat Graffiti di Hong Kong

Tai Ping Shan merupakan daerah Sheung Wan bagian atas. Area ini terkenal sebagai tujuan pecinta seni dengan aneka galeri serta barang-barang antiknya. Sehingga tak salah jika Sheung Wan menjadi salah satu pusat grafiti di Hong Kong.

[Nekad Blusukan] Plesir ke Pacitan

Pantai Teleng Ria berada di teluk Pacitan. Ini adalah salah satu pantai yang menjadi jargon tanah kelahiran presiden SBY. Tanah berumput hijau terhampar luas sebelum mencapai bibir pantai. Bunga bakung ungu menyembul di antara rerumputan itu. Ada juga segerombol pohon cemara jarum dan tunas kelapa yang mesih rendah. Wow, indah bukan buatan.

[Nekad Blusukan] Hong Kong Rasa Kanada

Sweet gum bukanlah mapel. Bentuk daunnya ada yang menjari 3, 4 dan 5. Ukurannya pun berbeda sesuai dengan musim di mana pada musim semi, daunnya lebih lebar.

2019-03-10

Di Bali: Gila Bersama Majelis Lucu Indonesia

Gila Bersama Majelis Lucu Indonesia



Doc: Jimmy KVB 


Sebenarnya saya baru mendengar nama Majelis Lucu Indonesia hari ini. Iya, iya, saya nggak update. Secara saya kan pekerja keras, yang mana hidup saya seutuhnya saya dedikasikan untuk kerja kerja kerja, siapapun presidennya (apa sih ini?). FYI, kalender saya tuh semua tanggalnya berwarna hitam a.k.a tidak libur. Miapah coba? Demi nabung libur yang sewaktu-waktu saya pakai buat mudik, gitchu.

Kembali ke Majelis Lucu Indonesia, saya memang belum hafal nama mereka satu-persatu. Dan lalu saya masuk ke mesin pencari, mengeklik laman mereka. Ternyata mereka ada acara di Guest Hotel, Denpasar, hari ini, 10 Maret 2019 yang dikemas dengan highlite “Dewa Komedi Indonesia”. Cuman, dari beberapa personil itu saya kenal sama Tretan Muslim dan Rigen (tapi mereka tidak kenal saya. Kan nyesek!!! Emang loe siapa?)

Rombongan mereka mampir ke tempat saya mengais rejeki, di Kurnia Village Resto, Bali. Tidak hanya dalam rangka makan siang yang kesorean tapi juga untuk menikmati sensasi berfoto ala masyarakat Bali tempo doeloe. Nah, studio foto Kurnia Village Resto ini menyediakan aneka kostum, mulai dari kebaya jadul, kebaya brukat, kemben, kamen jadi, jarit, bahkan banyak tamu restoran yang berfoto secara berpasangan dengan konstum pernikahan.  Juga tersedia delapan set latar. Pojok menenun, melukis, topeng dan tari yang berada di ruang pertama. Di ruang kedua ada pojok pementasan wayang, dapur jadul, gudang padi dan balai malas. Sedangkan di ruang ketiga ada satu set latar sembahyang. So, cucok meong lah yau buat tamu yang butuh ngeksis di sosial media ataupun tamu yang ingin menikmati sensasi the ancient Bali. Jangan takit gerah saat sesi foto berlangsung. Studio foto plus ruang ganti full AC, Air Con bukan Angin Cendela. Paragraf ini mengandung iklan.

Nah, di sesi foto tersebut, tingkah dan tolah mereka gila banget. Mereka itu seperti terlahir jebrot langsung bikin orang ngakak. Adaaa aja yang dibecandain. Saya salut loh sama orang-orang yang punya kemampuan seperti itu, terlebih mereka yang bisa menertawakan kemalangan, kesedihan, kepahitan, dan kelemahan diri sendiri. Itulah seniman (jika boleh dibilang begitu sih). Bahkan dark joke_yang bagi sebagian orang pasti bikin gerah-kuping-gerah-hati, ternyata mampu mereka bungkus menjadi sebuah hiburan (bagi orang-orang selow sih). Karena bagi saya, karya apapun yang dibuat dari hati akan sampai ke hati penerimanya. 

Tapi monmaap, jika penyambutan fans Majelis Lucu Indonesia di Kurnia Village Resto ini tidak seheboh artis/ seniman lain, Bowo tiktok misalnya, eh! Ya maklum, tamu Kurnia Village kan sebagian besar tamu mancanegara (etdah sombong), yang walaupun banyak juga tamu lokal. Toh kehadiran rombongan Majelis Lucu Indonesia bikin studio foto Kurnia Village Resto jadi heboh dengan gema tawa yang tercipta. Pun, stand demo masak untuk chef masakan India, yang memang ditempatkan di luar dapur restoran tepatnya di dekat main resto, sempat ramai juga dengan kehadiran mereka. Menurut saya itu adalah hal wajar, pan mereka butuh foto maupun video dokumentasi untuk akun sosial mereka.

Eniwe, baswe, sabwe, kepada Majelis Lucu Indonesia, saya ucapkan terimakasih atas kedatangannya di Kurnia Village Resto, wabil khususon sudah menggemparkan studio foto KVB, yang meskipun saya datangnya telat lantaran saya baru kembali dari jam istirahat (halah... Alibi). Semoga lain waktu (harus ini mah) mampir lagi ke sini, bawa pasukan Majelis Lucu Indonesia yang lebih banyak lagi, bikin acara kecil-kecilan (gede-gedean juga boleh) semacam: open mic, stand up comedy dan atau sejenisnya di Kurnia Village Resto. Biar kita selalu bersinergi. Ya kali saya ada kesempatan belajar nulis materi yang pantas dibawakan atau malah dipentaskan. Kan gokil (woy, cita-citanya ketinggian, awas-awas kesampluk pesawat, pesawat televisi). Bosen tauk bikin konten curcolan mulu kek gini. Greget sih greget tapi kurang nendang.

Saya juga mohon maaf jika ada kekurangan. Dan bila ada kelebihan, mohon segera dikembalikan. Coz I’m only an ordinary girl, not a super girl. 

***

Note: Tulisan ini mengandung bahan-bahan berbahaya. Jauhkan dari jangkauan orang-orang tersayang.