2015-09-09

[Gallery] Fallin in Love With Double Exposure

Jatuh Hati Dengan ME

Hong Kong, 25 Agustus 2015.

Ada sebuah perasaan yang meletup-letup ketika saya mulai mengerti bagaimana memanfaatkan Multiple-Exposure(ME)-nya D90. Ya, salah satu pertimbangan ketika saya memilih kamera ini adalah karena ia dibekali ME. Jadi, ketika beberapa orang hanya terpaku pada merek, bingung menentukan seri, ketir-ketir dengan budget, saya malah mewek-mewek karena harus menguras tabungan selama tiga tahun hanya untuk melamar panjenenganipun bebeib Ni**n. Maaf, bukan promosi merek, hawong saya ndak dikasih komisi sama yang jualan kok.

Hingga suatu waktu, pada senja yang datang tanpa terburu-buru, saya dan beberapa teman dari Indografer Hong Kong ‘menculik’ pak ketua, Ari Mahardhika, untuk bersama-sama mengabadikan salah satu sudut metropolis Hong Kong. Meski tidak ada kelas privat fotografi, tetapi beliau bersedia berbagi ilmunya untuk sesama WNI yang berniat belajar. Admiralty, begitu kesepakatan tempatnya.

Senja dan blue hournya memang selalu memesona. Kami segera ambil posisi dan mengeluarkan senjata masing-masing. Agak kebangetan memang, karena ketika belajar rana lambat, tangan yang tidak steady sangat perlu bantuan tripod. Kami-kami tidak membawanya. Yang ada malah ‘merampok’ tripod pak ketua, hahaha. Sebagian dari kami, saya juga termasuk di dalamnya, memanfaatkan pagar-pod untuk mengurangi goncangan.

Saya pribadi memang agak susah menjinakkan panjenenganipun bebeib. Sering kali terbersit keinginan untuk berganti hati karena faktor BB – berat body - tapi selalu terganjal dengan faktor F - fulus. Lalu, di tengah kegalauan itu, di mana kami juga beda-beda ‘agama’, saya teringat tujuan awal saya ketika meminang panjenenganipun bebeib, yakni berkreasi dengan ME.

Singkat kata, ilmu itu saya serap. Saya langsung jatuh hati. Pada beberapa kesempatan, saya mencobanya, entah saat di rumah majikan, saat cycling atau pun hiking. Kamera saya hanya bisa ‘menumpuk’ 3 gambar. Tetapi saya lebih sering ‘numpuk’ 2 gambar saja. Tidak ada pilihan warna ‘instan’ pada ME sebagaimana kamera tetangga. Sedih? Enggak. Udah syukur banget sayanya bisa ngutik-ngutik ME.

Untuk mendapatkan gambar tumpuk ini, saya klik: menu - shooting menu pilih multiple exposure - pilih number of shots - saya pilih 2 - OK. Maka, status multiple exposure yang tadinya "OFF" akan berubah menjadi "ON". Lalu, saya mulai berkreasi. Klik pertama pada objek/siluet benda (shape) dilanjut klik kedua sebagai tekstur/background dari objek klik pertama. Mau ngambil teksturnya dulu kemudian shapenya juga boleh. Suka-suka kita. Dan, taraaa... jadi deh.

Sebenarnya paragraf ini tidak ada saat ngedraft. Yang namanya ilmu, kalo nggak diikat - baca: ditulis, bisa lupa sayanya. Faktor U - usia. Untuk hasil akhir dari ME itu sebenarnya masalah selera. Kembalikan lagi ke pribadi masing-masing ya, sehingga suatu waktu bisa mengatakan:

“Yeah, this is my cake.”

Ah, jadi inget pesan pak Ari sebelum acara penyerahan hadiah lomba fotografi bertema ‘Kegiatan BMI di hari Minggu’ yang diadakan oleh Indografer Hong Kong (23/8). Bahwasaya, fotografi adalah seni. Penilain estetika foto begitu subjektif, tergantung dari si penilai. Jadi, ketika ada foto yang belum beruntung dalam kompetisi ini, bisa jadi foto tersebut menang di tempat lain.

Yup, setuju, pak. Nah, teman-teman, nggak ada salahnya gabung Indografer Hong Kong. Banyak ilmu gratis di sana. Jangankan di kelas, ngobrol aja nambah wawasan. Misalnya Minggu kemarin (23/8) ketika saya ngobrol tentang editing dalam fotografi di stand pameran foto KJRI-HK bersama pak Andi Andreas.

Pak Andi bilang, fotografi itu setengahnya adalah foto murni dan setengahnya lagi adalah editing. Memang, setiap ‘aliran’ fotografi memiliki ‘keleluasaan’ tersendiri dalam editing. Foto jurnalistik nggak bisa diedit ‘sehancur’ foto model, gitu. CMIIW.

Oh ya, berikut adalah beberapa foto ME yang kadang bikin teman saya bilang:

“Gek poto opooo, kui. Aku gak mudheng”.

Hahaha, nggak papa. Orang absurd kayak saya memang suka yang abstrak-abstrak. Enjoy.

All photos and text by me.

Support GO-JEK syariah for Muslimah. Eh


We are going to Switzerland and South Korea (rock you, snowy land).
DraKor Addict: BOY OVER FLOWERS (dedicated to little handsome 'sipit' boy)

Identity

0 comments:

Post a Comment