Bistik Sapi dan Korban PHP
Oke,
yang namanya pemberi harapan palsu (PHP), pasti bikin hati gondok nggak
ketulungan. Eit, PHP bukan hanya untuk hubungan cinta, spesial cewek-cowok,
tetapi bisa ditempatkan pada masalah kompleks dan universal. Termasuk ulah
ndoro juragan saya yang ternyata salah satu penganut PHP garis keras.
Bulan
Juni ini sudah masuk bulannya liburan anak sekolah. Tapi, kakak yang sudah
esempe itu mencuri start libur lebih dulu ketimbang adek yang masih esde.
Alasan tidak masuk sekolah sama seperti alasan saya ketika masih berseragam
abu-abu putih dulu: tidak ada pelajaran. Ya iyalah nggak ada pelajaran, hawong masih nunggu tahun ajaran baru di
bulan September nanti kok. Guru-guru juga masih nyusun nilai rapot.
Untuk
mengisi hari-hari sepi itu, ndoro juragan sekeluarga mudik ke kampung halaman
mendiang kakek di Tailok sana. Emangnya cuman kita aja yang kenal mudik? Mereka
juga punya tradisi ini loh. Lebih-lebih menjelang konin atau tahun baru imlek.
Entah
mendadak atau bijimana, saya baru tahu acara mudik ini sehari sebelum
keberangkatan setelah diberi mandat untuk beberes isi koper kakak dan adik.
Beragam acara menari-nari dalam pikiran saya untuk menaksir kira-kira tugas apa
yang bakal dibebankan kepada saya agar tidak leha-leha selama 2 malam 1 hari
saat mereka meninggalkan Hongkong. Ah, kawan, saya ini kan kungyan teladan.
Mana berani saya macem-macem di rumah ndoro juragan. Camkan itu.
Pada
waktu yang telah ditentukan, tepatnya seusai makan malam, ndoro juragan
sekeluarga pergi. Tentu dengan titah maha dahsyat mengiringi kepergian mereka.
Padahal, bekas mereka makan saja belum saya bereskan. Ah, jangankan bekas
mereka makan, hawong saya sendiri
belum makan kok. Saya segera mengantar kepergian mereka hingga depan pintu.
Lalu menutup rapat, menguncinya dari dalam, sehingga tak ada kecoak seekor pun
yang saya ijinkan masuk.
Begitu
gembrengeng suara mereka di depan
pintu hilang bersamaan dengan bunyi ‘tiiing’
sebagai penanda lift telah datang, saya segera balik badan. Maklum, pintu rumah
hanya berjarak dua langkah dari pintu lift sehingga kuping ndeblengi saya bisa mengakap sinyal berfrekuensi rendah sekalipun
apalagi disekat beton cor-coran.
Setelah
itu, saya bergegas ke dapur untuk memanjakan lidah dengan menggoreng bistik
sapi. Khidmat sekali prosesi memasak malam itu. Seolah-olah saya ini chef
andalan yang sangat cucok disandingkan dengan Farah Quinn. Saya tak peduli
dengan korah-korahan yang menggunung.
Prioritas saya malam itu telah mengalami pergeseran.
Meski
suasana makan bistik sapi itu tidak seromantis candle light dinner seperti di teve-teve, tapi saya memperlakukan
menu makan malam saya selayaknya ningrat Eropa. Table manner puts ahead (apasih
ini?). Oleh karenanya, saya tidak lagi makan secara nyeker tetapi menggunakan garpu dan silet …
eh maksud saya, garpu dan pisau cukur (gimana sih salah ketik terus.
Ahsudahlah). Untuk menyerasikannya, minuman pendampingnya bukan air putih, es
teh manis, kopi sachetan 3in1 atau lo fo
tong tetapi air tajin yang saya sajikan di dalam gelas wine. Sudah, jangan ferotez!
Saya
memilih menikmati dinner yang skaral
itu sambil nonton channel wild life
ala natgeo. Aihhh, damai nian. Gaes,
nikmat mbabu manalagi yang didustakan?
Namun,
manusia memang hanya mampu berencana. 100% Tuhan yang menentukan. Di tengah
asyiknya gigi taring saya menyobek-nyobek bistik yang ulet seperti mengunyah ban truk gandeng itu, tiba-tiba bel rumah
ber-tingtong ria. Pikiran saya berkecamuk, hati saya tidak nyaman. Jangan-jangan
pak sekuriti mau ada urusan? Ah tidak mungkin, ini kan sudah kelewat jam 9
malam. Setan? Plis deh, ini bulan Ramadhan, setan-setan dibelenggu, iblis- iblis
dirantai, warteg-warteg ditirai, hotel-hotel kelas melati digerebeg efpeiy.
Hellowww?
Saya
bergegas menuju pintu lalu mengintip dari cermin yang ditempel menyatu pada daun
pintu. Namun, usaha ini gagal karena saya kurang tinggi. Kan sudah jadi rahasia
umum bahwa pertumbuhan saya ini dihambat gara-gara kekurangan pulsa.
Akhirnya
saya buka pintu. Dan… astaganaga! Yang tingtong tadi ternyata
ndoro juragan sekeluarga. Matilah saya dengan segala hal yang masih berantakan
di rumah ini. Apalagi bistik saya masih tersaji indah di atas meja plus gelas
wine berisi tajin tadi.
Sebelum
borok saya mendapat omelan, buru-buru saya membuat pengakuan dosa dan meminta
maaf karena masih makan malam. Dengan wajah ditekuk-tekuk, ndoro juragan hanya
ber-ohh dan masuk rumah sambil menarik koper dengan kasar. Wajah-wajah mereka
kusut masai. Saya bergegas membereskan makan malam saya yang baru saja dimulai
agar terhindar dari gencatan senjata. Bukankah mulut manusia itu lebih tajam
dari pedang? Sama pedang saja saya koid, apalagi sama kalimat-kalimat yang
menusuk ulu hati?
Lalu
kakak masuk dapur untuk mengambil air minum, yang entah karena ia haus atau
sekedar menghindar ceracau ndoro juragan yang sayup-sayup terdengar dari dapur.
“Co
me si, aa?” tanya saya.
“Wui heung ching milikku kan
belum jadi. Pasporku juga hampir kedaluarsa. Makanya aku nggak bisa masuk
Shenzhen. Kata mami sih bisa aja aku pakai visa turis. Tapi jalur yang pakai
visa dan wui heung ching kan lain.
Mereka tak mungkin membiarkankanku ko
kwan sendirian. Sebenernya aku mau balik ke Hongkong sendirian dan mereka
semua pergi Tailok. Tapi mereka nggak tega. Aku kan cewe,”
jelas kakak panjang lebar.
Aku
hanya tersenyum simpati. Ternyata, buka aku saja yang kena PHP, bisiskku pada
bistik yang tinggal separuh.
***
Artikel terkait.
***
Artikel terkait.
- Korban Sayembara.
- Fans Girl Noah yang Hatinya Patah Terbelah-belah.
- Sensasi Makan Permen Berikut Kulitnya.
- Gegara Monyet, Piknik jadi Panik.
- Sudah Jatuh, Tertimpa Tangga.
- Senjata Makan Tuan... Eh Senjata Makan Nyonyah Majikan.
- Tragedi Biji Kedondong yang Nyangkut di Leher.
- Tersesat Tak Selamanya Kiamat.
- Sabun Sirih Naik pangkat.
- Kantuk Menyerang, Asti pun Terjengkang.
- Langgar Aturan, Kena Semprit Deh!
- Efek Foto: Kok Beda?
- Balikin Owh Owh Balikin....
- Tiga Kata Hampa.
- Ternyata Ada Udang Di Balik Batu.
- Stylish, Gembritish nan Burjois.
- Gara-gara Ada-ada Saja.
- HP Noki-Noki di Dalam Ular Besi.
- Kasihan! Itu Anjing Yatim Piatu.
- Pengobatan Alternativ Untuk Hengphone.
- Bau Bacin Bikin Kapok Nikus.
- Ngantuk? Cuci Muka Pakai Kopi Dooong!
- Sagu Yang Mirip Sagon.
- Kantong Maksiuuuuttttt....
- Mukjizat Sendawa.
- Nastar Ekstrem.
- Gembreng Seng.
- Bahasa Inggris Jongkok.
- Terkunci di Kuburan.
- Red Ones, Please!!!!
- Mendadak Salon.
- Mulutmu Harimaumu.
- Papi Ngarit!!!
- Kain Lap Segitiga Sama Kaki.
- Majikanku Asyuuuuuu.
- Pak Boss Gaholll.
- Sttt, awas! Bule Pedopil.
- Tutorial Cabut Bulket / Bulu Ketek a la Preman.
- Uhuy... Leptop Baru Merek Buah-buahan.
0 comments:
Post a Comment