2015-08-11

[Nekad Blusukan] Tseung Kwan O: Gowes Pangkal Tahes





Masih ingat dengan pribahasa mens sana in corpore sano? Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Menjaga kesehatan memang bukan perkara mudah, meski bukanlah hal susah. Caranya, kita harus senantiasa menjaga pola makan yang baik, cukup istirahat, tidak stres, tidak merokok atau mengkonsumsi alkohol, serta rajin berolahraga, minimal seminggu sekali.
Gowes atau bersepeda bisa menjadi pilihan olahraga agar tubuh senantiasa tahes (bugar). Kita bisa melakukannya sendirian maupun beramai-ramai dengan teman di akhir pekan atau hari libur lainnya. Dan, jalur bersepeda di Tsueng Kwan O bisa menjadi salah satu pilihan.
Tseung Kwan O 2
Dari MTR Tseung Kwan O exit A2, kita menuju Tong Chun Street, tepatnya di lantai dasar Bauhinia Garden. Di sana kita bisa menyewa sepeda dengan tarif HK$20/jam atau HK$100/hari. Kita langsung gowes ke Lohas Park Bike Trail. Namun, kita bisa juga menggenjot sepeda ke arah Tiu Keng Leng atau Po Lam, cukup dengan mengikuti jalur sepeda.
Bersepeda menuju Lohas Park adalah jalur yang baru dibuka tahun 2014 dan hingga saat ini pun masih dalam proses pengurukan bibir laut untuk mencegah abrasi atau menghalau ombak besar bila taifung tiba. Sesekali, bulan Juli-Agustus, ada ‘kiriman’ badai dari Samudera Pasifik yang biasanya mampir di Taiwan atau Filipina terlebih dulu sebelum sampai ke Hong Kong.
Di sini kita akan merasakan perpaduan kemajuan kota dan hijaunya alam secara bersamaan. Hijaunya bukit di pet garden, jajaran apartemen yang menjulang, laut dan gunung menjadi alasan mengapa tempat ini menjadi salah satu destinasi akhir pekan yang patut diperhitungkan. Jalur bersepeda yang mulus, rambu-rambu penunjuk jalan, tempat parkir yang unik, jalur pedestrian yang lebar, serta bebungaan di pinggir jalan menambah daftar ‘yes’ untuk mengamini keberangkatan kita.
Tseung Kwan O 1
Sayangnya, di sini tidak ada pohon-pohon besar nan rindang. Sehingga, sinar matahari akan sangat terasa menyengat kulit kita. Maka dari itu, pakai pakaian lengan panjang yang nyaman dan menyerap keringat dan kaca mata atau topi untuk mengurangi paparan matahari. Meski demikian, hembusan angin laut akan segera mengusir panas yang kita rasa.
Ada kalanya kita berpapasan dengan penduduk lokal yang bermain dengan anjingnya di sepanjang jalur pedestrian. Kita tidak perlu khawatir, karena mereka paham kebersihan lingkungan dan membuang kotoran di tempat-tempat sampah di sepanjang jalur serta menyiram bekas kencing anjing. Ada pula kita temukan orang jogging, anak-anak bermain skuter, atau remaja yang bermain skate board.
Tseung Kwan O 4
Ketika lelah, kita bisa berhenti dan meminggirkan sepeda di dekat pagar pembatas. Ilalang yang telah berbunga, yang tumbuh menjulang di beberapa tempat akan menyapa kita. Bila diperhatikan secara seksama, ia seperti meliuk-liuk menari zumba.
Sttt! Banyak loh orang Hong Kong yang memancing ikan di sana. Katanya, memancing itu bisa melatih kesabaran. Tapi kalau memancing masalah, hadeww… jangan, ya!
Saya paham mengapa tempat ini selalu ramai dengan pemancing. Rupanya, air lautnya jernih sehingga mata kita bisa melihat ikan-ikan kecil yang berenang di dalam air, banyak sekali. Ada juga penyewaan sampan dan petahu berkapasitas sekitar 8 orang. Ketika saya bertanya, seorang pemancing malah memberi info yang membuat saya mikir keras.
Tseung Kwan O 5
Dikatakannya, perahu ini akan membawa penumpangnya ke Filipina, terlebih melihat wajah saya yang sama sekali tidak ada ciri-ciri wajah orang lokal. Padahal, saya bukan berasal dari Filipina. Untunglah penumpang lain yang juga baru mendarat itu mengatakan bahwa mereka patungan menyewa perahu seharga seribu dolar lebih. Bila ingin murah, sewa saja sampan seharga sekian ratus dolar, lanjutnya tanpa menjelaskan lebih rinci.
Memang, di laut ini memancing di malam hari adalah hal lumrah. Kadang-kadang, kita akan menikmati kelip-kelip lampu di kegelapan. Mendengar perbincangan orang di sana, saya baru tahu bahwa target mereka memancing di malam hari adalah mat yiu (cumi-cumi).
Ketika berlibur di Lohas Park ini tidak afdhal bila kita tidak menikmatinya hingga senja tiba. Sebagai pecinta senja, saya sangat terpana dengan suasana sore hari di sini. Ketika matahari benar-benar pergi, kita jangan beranjak kaki. Tunggu hingga 30-60 menit kemudian. Pada satu jam setelah senja itulah kita akan menikmati langit malam yang tidak hitam tetapi berwarna kebiruan, yang bercampur dengan sisa-sisa senja yang jingga. Oi… Cantik banaaa!
DSC_0163
Sebelum pulang, pastikan kita mencicipi kulinernya. Berjarak hanya dua-tiga kios dari penyewaan sepeda tadi, kita bisa menikmati aneka dim pan, tong shui, kolak hangat atau dingin hingga es gunung. Saat itu saya memilih es gunung yang terbuat dari serutan es balok rasa mangga. Toppingnya, ada coklat leleh, meises warna-warni, mini marshmallow, kacang mede tumbuk kasar, dan oreo yang diremuk. Percayalah, satu porsi ini bisa dimakan berdua. Namanya juga es gunung.
Namun, jika kita ingin makan nasi atau mie, kita bisa kembali ke MTR Tseung Kwan O exit B. Di dekat lorong exit, kita akan menemukan sebuah ‘warung makan’ ala Hong Kong yang menyediakan nasi lemak lauk rendang, mie laksa, mie instan, roti bakar dan menu lainnya yang bisa dipadu dengan kopi, teh panas hingga nai cha.
Liburan tidak harus selalu diisi dengan duduk-duduk di taman. Dengan gowes, tidak hanya tubuh saja yang tahes tetapi otak dan mata kita juga dimanjakan dengan keindahan alam.
Oleh karenanya, di setiap perjalanan, di setiap destinasi yang kita jejak, jangan lupa mengabadikannya untuk kita bagi keindahan itu dengan orang lain. Dan yang terpenting, kita menikmati liburan itu sendiri. Jangan hanya tertarik pada benda-benda matinya tetapi kita juga berinteraksi dengan penduduk dan budayanya.
Gowes, yuk! [Risna]

0 comments:

Post a Comment