D |
Deeana |
_____________________________________
Kamu lagi
apa sekarang? Pasti lagi disayang-sayang bapak, ibu sama adik hahaha. Aku tuh bisa kok digituin. Apalagi disayang-sayang kamu (dan seluruh keluargamu). Ehem.
Tapi kayaknya ga mungkin deh, Dee. Dari awal
kita sudah berjarak dan menciptakan
sekat. Aku kekeuh dengan posisi teman. Dan maaf saja, aku tak bisa melangkah lebih dari itu. Berkali-kali aku berulah
agar emosimu naik (dan ternyata sukses). Aku hanya berharap kamu
pergi dariku, secepatnya agar kamu paham, aku ini kurang baik
selain sebagai_mantan calon_pacarmu. Iya, pacar yang putus duluan sebelum jadian.
Ketika malam itu kamu bilang akan
pergi, aku ikutan emosi. Aku sedih, tauk. Berasa bakal ada yang hilang.
Ternyata, iya. Aku kehilangan 'teman' yang membuatku limbung
sesaat. Susah payah kucoba berdamai
dengan semuanya. Aku sadar. Toh kita awalmya adalah dua orang tak saling sapa. Bila pada akhirnya berpisah, tidaklah
mengapa. Itu hanya masalah waktu. Kita seperti déjà vu, kembali pada titik (di bawah) nol.
Nyatanya kamu masih
kembali_lagi. Kita masih saling
melempar kata hingga aku putuskan untuk menyudahi semuanya. Aku lelah, Dee. Aku lelah bila hanya sebagai
pelampiasan kesepian. Apa kamu lupa arti sebuah pertemanan_yang tidak
hanya sebuah teman? Itu inginku,
dulu. Tapi tidak dengan saat ini. Aku memilih diam_dan menjauh pergi.
Sepertinya pertemanan ini akan lebih baik daripada status apalah-apalah. Sehingga
kita tidak terlalu mencampuri privasi masing-masing. Kamu selalu kuperlihatkan sisi burukku agar kamu sadar, aku ini manusia tidak sempurna dan banyak kurangnya.
Aku pun tak pernah melihatmu beda. Kamu kuperlakukan sama seperti aku memperlakukan diriku. Aku spesial maka kamu juga spesial.
Kita ini generasi spesial, Dee.
Ada hal aneh kurasa. Aku lebih enteng ketika
aku mengambil langkah ini. Rasa sesak itu tak kurasa lagi sebagaimana
waktu itu. Aku lebih siap. Bagaimana denganmu? Apakah kamu
baik-baik saja?
Dee. Hari ini aku merindukanmu lagi. Melebihi
rindu yang terdahulu. Kamu tahu
alasannya? Karena kamu yang membuatku tersenyum.
End of 2015.
***
***
0 comments:
Post a Comment