Seperti biasa, saya kemana-mana diantar babang
Gojek. Dan untuk menuju acara lokakarya fotografi kali ini pun saya sampai sana
berkat babang Gojek. Terimakasih ya, Bang. Iya, sih, saya datangnya telat
karena emang rada molor pas jam pulang kerja. Udah gitu, babang Gojeknya kenak
macet pas jemput, yang seharusnya lima menit (sesuai apps) tapi molor sekian
menit. Jangan salahkan si babang, jam-jam segitu di area Canggu (jalan Bypass
Tanah Lot) emang macet-macetnya loh. Begitu pula ketika sudah masuk area Kuta
di sekitar jalan Sunset road. Macet dan panas yang menyambut membuat saya
harap-harap cemas bakalan menjadi peserta terakhir yang datang.
Untunglah saya hanya telat sekitar 15 menit, yang
artinya saya melewatkan sesi pembuka acara, yang artinya lagi, saya sudah mulai
masuk sesi materi.
Nah, materi kali ini diberikan oleh mas Alex Setiawan, yang
udah malang melintang di dunia flatlay sejak beberapa tahun terakhir. Pria asal
Malang ini kemudian menjelaskan bahwa flatlay fotografi bisa diartikan sebagai
top shot angel (motret dari atas objek) dengan flat suface (alas foto datar).
Atau kalo mau lebih jelaskan, bisa search sendiri di mesin pencari.
Gimana sih cara motretnya?
- Objek
diletakkan pada alas datar
- Sudut pengambilan antara 80-90 derajat
- Pastikan cahaya/ lighting yang cukup
- Bisa
menggunakan gaya (penataan) bebas / freestyle, garis/ grid (dengan objek
terbesar sebagai POI, yang lain mendukung), ruang kosong/ empty space
50:50 dan atau kombinasi (freestyle + grid + empty space).
Tips Flatlay.
- Props adalah 80% dari materi utama
- Pakai
natural light (boleh harsh untuk efek bayangan atau soft dari pantulan)
- Jangan
bandingkan hasil kita dengan orang lain
- Cari
inspirasi (ATM: Amati, Tiru, Modifikasi)
- Berlatih,
berlatih dan terus berlatih
Ia juga menambahkan, ia sering
menggunakan flatlay harian ala-ala coffee shop. Dengan cara:
- Gunakan props yang simple
- Perhatikan
arah cahaya (khususnya natural light)
- Gunakan F5-F6
- Editing
pakai Lightroom (khusus foto BW; hilangkan warna biru / aqua)
Note: agar tidak memantulkan cahaya, pakai alas yang
dove, sedangkan alas glossy untuk produk kaca.
Nah, itu tadi sedikit tips dan catatan yang sempat
masuk dalam buku saya. Setelah satu jam pertama untuk sesi materi, satu jam
selanjutnya lokakarya fotografi yang diadakan oleh Fujifilm yang bertempat di
Fujishopid-Bali, tepatnya di Urbanlife, jalan Dewi Sri No.168 A-B, Legian,
Kuta, ini dipakai untuk sesi tanya jawab
sekaligus praktik langsung.
Kembali pulang dari lokakarya saya
segera bergegas ke mes (yang jaraknya sekitar 16 km dari Kuta) karena saya ada rencana ngeluyur di malam Minggu. Iya, dong, punya cem-ceman selalu sibuk. Shhhtttt, Sultan mah bebas.
0 comments:
Post a Comment